Jarak Yang Menguji


Senja yang sempurna
Sinarnya terangkai menjadi resah
Mengakar di setiap sudutnya yang merindu
Aku ada di situ
Dibawah sinarnya yang menyentuh hati
Tanpa senyum, tanpa kata, tenggelam dalam dunia yang bisu
Mengikuti terbangnya burung
Menapaki rindu yang tak dapat ku ucap
Untuknya yang kini menjadi teman di setiap cerita sebelum tidurku

Jika hari ini aku tak menyapamu
Bukan bererti rindu itu tiada
Ia tak pernah hilang
Ia selalu ada seperti detak nadiku
Ia hanya malu untuk selalu menyanjungmu
Rindu masih seperti dulu
Seperti butiran salju yang selalu
Kau ceritakan di setiap hariku
Kadang hari ini ia tak turun
Kadang ia datang seperti badai yang menderu

Biarkan saat ini aku sedikit mengalah
Pada rindu, sampai aku benar-benar dapat melerainya
Dan lepas dari setiap jeratnya yang pilu
Kerana kau bukan jalanku
Dan aku bukan takdirmu
Aku hanyalah satu
Di antara mereka yang memuji perangai indahmu
Mengagumimu dari jauh lalu terjebak dalam pasung rindu
Aku harap ketika musim semi tiba
Segalanya akan berubah
Tapi ternyata ketika bunga lonceng salju mulai mekar
Mereka masih bercerita tentangmu
Aku titipkan salam pada krokusse berwarna ungu tentang setiap do'a ku
Yang terangkum dalam untaian bait puisi
Untukmu yang tergambar dalam setiap hurufnya
Kerana hanya dalam do'a aku dapat melihatmu

0 comments: