Menanti Camar Yang Pulang
















Kekasih, aku ingin sentiasa bersamamu
Bayangan rinduku amat mendalam untukmu
Kekasih, tulis namaku di dalam diari hatimu
Setiap senyummu, penawar rindu dihatiku

Kekasih, aku ingin bercinta tanpa merasa takutnya kehilangan
maka jangan diadakan ikatan hanya ikatan penikahan

Aku mahu merindu tanpa mempedulikan apakah itu kesepian
walau ku tahu jangan rindu diberahikan kerana boleh menghanyutkan

Aku mahu mengharap tanpa memikirkan sakitnya kekecewaan
Tidak sesekali diri ini digayati impian impian walau ia bagaikan satu mainan perasaan

Yang pasti kini
Aku mahu menyerah
Segalanya kepadamu yang bernama yang maha penyayang
Jika benar ia milik ku
Tercipta untuk ku
Ku yakin ku tetap a
kan hidup bersamamu

Kekasih
Saat hari bersandar dipintu senja
Pada desir angin yang berbisik ditelinga
Mungkin dengung suaraku tidak kau kenali lagi
Namun dalam rintihan kudus doaku
Namamu selalu lekat menghiasi lamunanku
Pada setiap titis darah yang akan bermuara dilembar hatimu 
Mungkin sekujur bayanganku tak kau hiraukan lagi
Namun namamu senantiasa ada dalam syair suci yang ku derma
Namamu mewarnai tiap lengkung pengakhirannya
Pada tarikan dan hembusan nafas yang akan mengiring detak dijantungmu
Mungkin paras wajahku tak kau kenang lagi
Namun namamu selalu tersenandung dalam lantunan doa 
Doa namamu tak henti dan tak pernah jemu kusisipkan di antaranya

Kekasih
Hening separuh malam
Kembali ku simpuhkan jasad dialtar kuasa takdir Illahi
Ku menyusuri benak, tersirat rupa dambaan hati 
Hingga fajar merekah
Meredupkan luka dari cinta tak tersampai

Jika suatu hari nanti
Setelah kau lelah mengelilingi cakrawala hati
Atau kau terluka oleh bidadari yang kau temui
Kembalilah dan datanglah padaku
Camar cintaku akan menjemputmu 
Kerana sesungguhnya cinta terindah dan setiaku selalu dan selalu menantimu

0 comments: